Sabtu, 12 September 2009

Peluang Usaha, Pasar pisang terbuka Lebar




Di ajang Musyawarah Nasional Himpunan Perbuahan Indonesia (HPI) 2004, Ibrahim Ronny Kusnadi, pemasok pisang di Bogor, Jawa Barat, mengeluh: 'Susah cari pisang yang bagus. Saya sudah keluar-masuk sentra tapi tak pernah dapat.' Lima tahun berselang keluhan serupa masih terlontar dari pemain buah di Indonesia. 'Kami kekurangan pasokan, pisang yang bagus sulit didapat,' kata Fofo Fornandy, store manager Kem Chicks di Pacific Place, Jakarta.

Karena kesulitan mendapat pasokan Ronny berhenti memasok pisang ke pasar swalayan Hero, Gelael, Kem Chicks, dan Matahari di seputaran Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sejak 3 tahun silam. 'Saya benar-benar tak sanggup
. Makanya hanya bertahan 2 tahun (2004-2006, red),' kata Ronny. Ketika itu Ronny-yang juga pemasok jagung manis-rutin mengirim 3-4 ton pisang per minggu. Jenisnya ambon (70%), raja bulu (20%), tanduk (15%), dan raja sereh (5%). Sebetulnya, permintaan yang datang 3-4 kali lipat. Sedangkan Fofo mengeluh kekurangan pisang raja, kepok, dan tanduk. Yang disebut pertama pasokannya paling besar, 60 sisir per minggu. Kebutuhan bisa 2-3 kali lipat.

Menurut Ronny, pisang berkualitas sulit didapat karena 1 alasan, 'Pisang yang baik hanya bisa dihasilkan dari perkebunan pisang. Kita belum punya kecuali kebun pisang cavendish di Lampung,' katanya. Yang dimaksud Ronny ialah kebun pisang cavendish milik PT Nusantara Tropical Fruits (NTF) di Way Jepara, Lampung Tengah, dengan luasan di atas 600 ha. Padahal, menurut Rizky Kurniawan, sales marketing officer PT Mulia Raya di Jakarta Barat, kebutuhan pisang di luar cavendish untuk pasar modern juga menjulang.

Sejak 2 bulan silam Mulia Raya mendapat permintaan 7 ton pisang tanduk per minggu dari sebuah toko buah modern yang memiliki 7 gerai. 'Satu gerai butuh 1 ton, sementara kami baru sanggup memasok ton per minggu untuk semua gerai,' ujar Rizky. Di sana pisang tanduk pilihan dikemas dalam karton. Satu karton terdiri dari 40 buah. Syarat utamanya pisang tanduk mulus, berkulit kuning cerah, dan bobot per 2 buah di atas 1 kg.

Kurang
Sudah 6 bulan belakangan Mulia Raya juga mendapat permintaan 75-90 ton ambon kuning per minggu untuk toko buah modern, pasar swalayan, dan katering. Permintaan lain? Pisang emas 15 ton per minggu; raja bulu, 2 ton; dan barangan, 2 ton. Pisang emas baru terpasok 2 ton, sedangkan raja bulu dan barangan baru setengahnya. Pemasok lain, PT Sewu Segar Nusantara (SSN) di Tangerang, Provinsi Banten-yang terkenal sebagai pemasok cavendish-sepakat dengan Rizky. 'Semua jenis pisang mulai dicari pasar modern,' kata Iwan G Rory, global souching manager SSN.
Iwan mencontohkan pisang emas kirana-asal Lumajang, Jawa Timur, dan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, sudah masuk pasar swalayan sejak 5 tahun silam dengan kapasitas 22 ton per minggu. 'Itu baru 2 persen dari permintaan,' katanya. Untuk barangan baru terpenuhi 10.000 sisir per minggu dari kebutuhan 20.000 sisir sejak 2 tahun silam. Saat ini pisang ambon pun mulai mengikuti jejak cavendish. Untuk satu pasar modern yang memiliki 50 outlet di Pulau Jawa saja SSN mendapat permintaan 4 boks per hari per outlet setara 2,2 ton per hari.

Langkanya pasokan pisang berkualitas sebuah ironi karena produksi di tanahair melimpah. Setiap hari jalan tol Merak-Jakarta dilewati rata-rata 50 truk pengangkut pisang berkapasitas 5-6 ton dari Lampung ke Jakarta. Di ujung selatan Pulau Sumatera itu terdapat 7.587 ha areal tanam pisang dengan produksi 319-ribu ton. Di Jawa Barat terdapat 15,4-ribu ha areal tanam pisang beraneka jenis dengan produksi 1-juta ton.

Menurut Siswo Husodo, dari Pusat Informasi Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, setiap hari 30-50 ton pisang dari Jawa Barat dan Lampung masuk ke Kramatjati. Dari jumlah itu semua habis terserap pasar tradisional, industri rumahan pisang goreng, keripik, dan katering. Data yang dikeluarkan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) IPB, Indonesia menempati peringkat ke-5 penghasil pisang dunia dengan produksi 4,1-juta ton per tahun. 'Jadi sebetulnya permintaan pasar modern tak seberapa ketimbang produksi. Persoalannya produksi pisang sebesar itu tak bisa masuk ke pasar modern karena kualitas beragam,' kata Djoko Soeprijanto SP, general affair manager Mulia Raya.

Bisa mulus
Menurut Sobir PhD, kepala PKBT, kualitas pisang yang beragam itu karena pisang berasal dari kebun rakyat tradisional. 'Tak ada standar operasional yang jelas. Padahal, semua jenis pisang bisa diperlakukan seperti cavendish. Penampilannya mulus,' tutur doktor dari Universitas Okayama, Jepang itu. Cavendish mulus karena sejak buah muda dibungkus. Sebelum dibungkus disuntik pestisida sistemik untuk membunuh ngengat Nicoleila octatema penyebab burik pada kulit. Dosisnya 2 ml per liter air, sebanyak 80 cc per tandan. Perlakuan itu diberikan 2 kali dengan selang 2 minggu saat tandan masih tegak.

Tiga empat tahun silam, menurut Sobir, banyak pekebun tradisional mencoba membungkus pisang untuk memuluskan buah, tapi gagal. Itu karena tandan buah dibungkus setelah nicoleila mendekam di bakal buah pisang. 'Alih-alih membuat mulus, buah malah tambah burik,' kata Sobir. Pembungkusan membuat nicoleila terlokalisir dalam pembungkus dan menyerang semua buah. Untuk mencegah kesalahan itu, sejak 2 tahun silam, PKBT bekerja sama dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia menerbitkan Acuan Standar Operasional Produksi Pisang.

Itulah yang dilakukan pekebun pisang mas kirana di Lumajang, Jawa Timur. Mereka memang tak menyuntik buah seperti pada cavendish, tapi membungkus tandan pisang jauh lebih awal. 'Saat tandan berisi jantung merunduk dan jantung belum membuka langsung dibungkus,' kata Lili SP MMA, dari Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. Kini dari 2 kecamatan-Senduro dan Pasirjambe-itu diproduksi 200 ton pisang per bulan dengan total luas penanaman 700 ha. Mereka masuk ke pasar swalayan di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jakarta.

Berburu
Bila kirana sudah dikebunkan, maka pisang ambon lain lagi. Rully Hardiansyah, bagian pembelian Mulia Raya, mesti berburu hingga ke bukit-bukit di Lampung Selatan untuk mencari pisang ambon. 'Di sana disebut pisang gunung karena tidak dikebunkan,' katanya. Untuk menjaga kontinuitas pasokan ia menggandeng pengepul. Pengepul diminta melakukan sortir dari pekebun berikut penanganan pascapanen. Pisang ambon dicuci supaya mulus lalu dikemas dalam kardus. Setiap kardus berisi 18 kg.

Pisang ambon dibagi ke dalam 3 kelas (lihat foto). Di gudang Mulia Raya di Jakarta Barat, pisang disimpan di ruang pendingin bersuhu 14-16oC. Lalu disemprot gas etilen selama 10 menit dengan tekanan 10 bar. Selama 3 x 24 jam ruangan tak boleh dibuka. Hasilnya kulit buah seragam kuning. Pisang lain punya syarat beda. Raja bulu mesti berbobot 1,8-1,5 kg per sisir. Barangan harus bebas dari karat.

Roti dan keripik
Sejatinya tak hanya pasar modern yang meminta pasokan. Abidin Bakri, pengepul di Sukabumi, mengeluh pasokan pisang saat ini mulai tersendat. 'Dulu gudang saya selalu penuh, sekarang paling tinggal seperempatnya,' katanya. Sudah 28 tahun Abidin memasok pisang tanduk dan raja ke Jakarta untuk bahan baku roti. Holland Bakery dan Monami salah satu pelanggan Abidin. Total ada 26 perusahaan roti di seputaran Jabodetabek yang ia layani.

Setiap minggu Abidin 4 kali mengirim pisang ke Jakarta. Volumenya 2-3 ton sekali kirim berupa raja 60% dan tanduk 40%. Padahal, menurut TA Yusuf Setiady MT, dari rumah kreatif Kahijina yang memasarkan pisang Abidin di Jakarta, permintaan dari pabrik-pabrik roti itu 2 kali lipatnya. Itu diakui Zainal Abidin, bagian marketing PT Candrabuana Suryasemesta yang memproduksi roti Buana Bakery. Menurutnya, pisang raja dari pemasok hanya 100 sisir dengan frekuensi 2 kali seminggu. Sementara kebutuhannya bisa mencapai 200 sisir. Permintaan melonjak menjelang bulan puasa, Lebaran, dan hari besar lainnya.

Industri olahan lain yang juga menyerap besar: keripik pisang. Di Lampung, ada lebih dari 20 produsen keripik pisang dengan kapasitas produksi 3.000 ton per tahun. Mereka kerap kesulitan mendapat pasokan karena bersaing dengan penjualan buah segar ke Jakarta. Akibatnya kini pabrik Keripik Suseno-cuma bisa mengolah 7,5 ton per minggu. Pada era 90-an produksinya 10-12 ton per minggu.

Pasokan seret menyebabkan harga bahan baku melambung. Andy Wijaya, produsen keripik pisang Mr Monkey tahun lalu masih menikmati harga Rp800-Rp1.000 per kg untuk ambon; kepok Rp2.000 per sisir. Kini masing-masing Rp1.600-Rp2.000 per kg dan Rp4.500 per sisir.

Rumah penyakit
Kebutuhan pisang kualitas top yang menjulang bukan tak disadari pekebun. Hanya saja kendala kebunkan pisang begitu terjal (lihat ilustrasi). Pengalaman Mukayah, pekebun di Lumajang, hanya tanduk yang relatif tahan serangan layu fusarium yang memporakporandakan banyak kebun pisang. Namun, jika teratasi pekebun bakal menuai pundi-pundi rupiah. Ida Yuni Wawan setiap minggu menjual 350 tandan tanduk. Sebanyak 30 tandan dipenuhi dari kebun sendiri, sisanya berburu ke kebun lain. Pisang dibeli pengepul dari Malang, Gresik, dan Kediri seharga Rp12.000 per tandan. Artinya omzet per minggu Rp4,2-juta.

Peluang lain, memasok ke industri olahan yang banyak bermunculan. Di Lumajang ada 12 pembuat keripik dengan serapan 12 ton per bulan pisang tanduk dan embug. Kebutuhan bahan baku itu diperkirakan terus bertambah. Kasri Andayani, pemilik Burno Sari Keripik, misalnya mendapat permintaan 10 ton keripik per bulan dari Korea. Namun, tak dipenuhi karena produksi baru 600 kg per bulan untuk pasar lokal. Volume produksi tak bisa dipacu karena ketersediaan bahan baku jadi kendala. Pasar pisang sesungguhnya membentang. (Destika Cahyana/Peliput: Imam Wiguna, Nesia Artdiyasa, dan Rosy Nur Apriyanti)

Sumber : http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&artid=2003

Jumat, 11 September 2009

Teknis budidaya Tomat




Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.


A. FASE PRA TANAM
1. Syarat Tumbuh>

- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6
- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.
- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam
- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan
- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu

3. Penyiapan Lahan
- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .
- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu
- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
- Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal
- Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.
- Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah
- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan
- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari
- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari
- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam
- Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm

4. Pemilihan Bibit
- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )
- Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan
- Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)


B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)
- Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1)
- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa
- Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag
- Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam
- Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)
- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam )
- Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu
- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6
- Penanaman sore hari
- Buka polibag plastik
- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya
- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air
- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu, caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam
- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit
- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak. Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA
- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian
- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat


D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)
- Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman
- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram dengan air
- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.
- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).
- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan
- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari
- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam
- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.
- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.
- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.


E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)
1. Pengelolaan Tanaman
- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari
- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman
- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek
- Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah
- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

2. Pengamatan Hama dan Penyakit
- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA
- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.).Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)
- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO
- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
- Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.


F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)
- Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
- Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
- Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting
- Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
- Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap

Teknik budidaya pisang organik









. PENDAHULUAN
Pisang adalah tanaman buah , sumber vitamin, mineral dan karbohidrat. Di Indonesia pisang yang ditanam baik dalam skala rumah tangga ataupun kebun pemeliharaannya kurang intensif. Sehingga, produksi pisang Indonesia rendah, dan tidak mampu bersaing di pasar internasional. Untuk itu PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu petani meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek K-3).

II. SYARAT TUMBUH
2.1. Iklim
a. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di daerah subtropis.
b. Kecepatan angin tidak terlalu tinggi.
c. Curah hujan optimal adalah 1.520 - 3.800 mm/tahun dengan 2 bulan kering.

2.2. Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.

2.3.Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. Pisang ambon, nangka dan tanduk tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 m dpl

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
- Tinggi anakan untuk bibit 1 - 1,5 m, lebar potongan umbi 15 - 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.

3.2. Penyiapan Bibit
- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2x2 m
- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.

3.3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam
- Setelah dipotong, bersihkan tanah yang menempel di akar.
- Simpan bibit di tempat teduh 1 - 2 hari sebelum tanam.
- Buang daun yang lebar.
- Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dalam larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 -1 tutup), Natural GLIO (1 - 2 sendok makan) dalam setiap 10 liter air, selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
- Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dalam air panas beberapa menit.

3.4. Pengolahan Media Tanam
- Lakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak.
- Gemburkan tanah yang masih padat
- Buat sengkedan terutama pada tanah miring dan buat juga saluran pengeluaran air.
- Dianjurkan menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan.

3.5. Teknik Penanaman
- Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm pada tanah gembur.
- Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
- Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September - Oktober).
- Siapkan campuran Natural GLIO dan pupuk kandang, caranya: Campur 100 gram Natural GLIO dengan 25 - 50 kg pupuk kandang, jaga kelembaban dengan memercikan air secukupnya, masukkan ke dalam karung, biarkan 1 - 2 minggu.
- Pisahkan tanah galian bagian atas dan bagian bawah.
- Tanah galian bagian atas dicampur Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang (0,5 - 1 kg per lubang tanam), tambahkan dolomit (0,5 - 1 kg/lubang tanam), pupuk kandang 15 - 20 kg/lubang tanam.
- Masukkan bibit dengan posisi tegak, tutup terlebih dulu dengan tanah bagian atas yang sudah dicampur Natural GLIO, dolomit dan pupuk kandang, diikuti tanah galian bagian bawah. Catatan : pupuk kandang diberikan jika tersedia, jika tidak dapat diganti dengan SUPERNASA.
- Siram dengan larutan POC NASA (1 - 2 tutup), HORMONIK (0,5 tutup) dalam setiap 5 liter air. Untuk mendapatkan hasil lebih baik, POC NASA dapat diganti dengan POP SUPERNASA. Cara penggunaan POP SUPERNASA: 1 (satu) botol POP SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 5 liter air diberi 5 tutup larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. -Penyiraman dilakukan 2 - 3 bulan sekali.
Data kebutuhan dan cara pemupukan, adalah sebagai berikut :
PUPUK
JUMLAH
KETERANGAN
UREA 207 (kg/ha) Berikan 2x setahun, dalam larikan yang mengitari rumpun lalu ditutup tanah
SP-36 138 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
KCl 608 (kg/ha) 6 bulan setelah tanam ( 2x dalam satu tahun )
Pupuk Kandang
0,8-10 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
Dolomit
200 (kg/ha)
Pupuk dasar, campur dengan tanah galian bagian atas
POC NASA
20 (botol/ha)
Disiramkan 3 bulan sekali
SUPERNASA
10 (botol/ha)
4 bulan sekali
HORMONIK
10 (botol/ha)
Dicampur POC NASA disiram 3 bulan sekali


3.6. Pemeliharaan Tanaman
- Satu rumpun hanya 3 - 4 batang.
- Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan).
- Setelah 5 tahun rumpun dibongkar diganti tanaman baru.
- Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran dengan tanah.
- Penyiangan dan penggemburan jangan terlalu dalam.
- Pangkas daun kering.
- Pengairan harus terjaga. Dengan disiram atau mengisi parit saluran air.
- Pasang mulsa berupa daun kering ataupun basah. Tetapi mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.

3.7. Pemeliharaan Buah
- Potong jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir.
- Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus kantung plastik bening polietilen tebal 0,5 mm, diberi lubang diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Usahakan kantung menutupi 15 -45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah.
- Batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan sedalam 30 cm ke dalam tanah.

3.8. Hama dan Penyakit
3.8.1. Hama
a. Ulat daun (Erienota thrax.)
Menyerang daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun.

b. Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Menyerang kelopak daun, batang. Gejala: lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian: sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan PESTONA.

c. Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis)
Menyerang akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang tahan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.

d. Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Menyerang bunga dan buah. Gejala: pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang.

3.8.2. Penyakit
a. Penyakit darah
Penyebab : Xanthomonas celebensis (bakteri). Menyerang jaringan tanaman bagian dalam. Gejala: jaringan menjadi kemerah-merahan seperti berdarah. Pengendalian: Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, dan membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

b. Panama
Penyebab: jamur Fusarium oxysporum. Menyerang daun. Gejala : daun layu dan putus, mula-mula daun luar lalu bagian dalam, pelepah daun membelah membujur, keluarnya pembuluh getah berwarna hitam. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

c. Bintik daun
Penyebab: jamur Cercospora musae. Menyerang daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Layu
Penyebab : bakteri Bacillus sp. menyerang akar. Gejala: tanaman layu dan mati. Pengendalian : membongkar dan membakar tanaman yang sakit, Natural GLIO diawal tanaman

e. Daun pucuk
Penyebab : virus dengan perantara kutu daun Pentalonia nigronervosa. Menyerang daun pucuk. Gejala: daun pucuk tumbuh tegak lurus secara berkelompok. Pengendalian: Mengendalikan kutu duan dengan Natural BVR, membongkar dan membakar tanaman yang sakit.

3.9. Panen
- Ciri khas panen adalah mengeringnya daun bendera. Buah 80 - 100 hari dengan siku-siku buah yang masih jelas sampai hampir bulat.
- Buah pisang dipanen bersama-sama dengan tandannya. Panjang tandan yang diambil adalah 30 cm dari pangkal sisir paling atas. Gunakan pisau yang tajam dan bersih waktu memotong tandan.
- Tandan pisang disimpan dalam posisi terbalik supaya getah dari bekas potongan menetes ke bawah tanpa mengotori buah.
- Setelah itu batang pisang dipotong hingga umbi batangnya dihilangkan sama sekali.
- Pada perkebunan pisang yang cukup luas, panen dapat dilakukan 3 - 10 hari sekali tergantung pengaturan jumlah tanaman produktif.